Ketika kita mempelajari studi
Gender, maka kita akan disuguhkan dengan istilah Maskulin dan Feminim. Pada
kali ini penulis akan menguraikan unsur-unsur Maskulin yang terdapat pada film
The Wishtelblower yang dirilis pada tahun 2011.
Film The Wishtleblower sangatlah
kental dengan nuansa maskulinitas, yang mana film ini bercerita tentang
perdagangan wanita sebagai budak sex dibawah kekuasaan kaum laki-laki yang kali
ini diperankan oleh tokoh-tokoh departemen internasional dan PBB, sebelum saya
mereview film ini saya akan menjelaskan secara singkat sipnosis dari film ini.
Film ini menceritakan seorang
perempuan berama Kathryn Bolkovac yang merupakan seeorang opsir polisi yang
berasal dari Linclon, ia baru saja menerima sebuah tawaran untuk berkerja di
polisi internasional milik PBB. Kathryn di tempatkan di sebuah pos di daerah
perang bernama Bosnia-Herzegivina. Disana ia berkerja untuk sebuah perusahaan
UK bernama Democra Security. Lalu setelah
ia sukses mendampingi seorang perempuan muslim yang mengalami kekerasan,
ia kemudian ditunjuk menjadi kepala departemen yang menangani hak-hak kaum
perempuan.
Ketika Kathryn sedang menjalankan
tugasnya, ia menemukan sebuah skandal perbudakan sex dalam skala besar yang
dilakukan oleh para personel departemen internasional. Dan ketika Kathryn
membawa skandal itu ke pihak PBB, Kathryn menemukan bahwa rupanya hal itu telah
dilindungi oleh beberapa pejabat PBB.
Meskipun begitu, ia kemudian
menemukan sekutu untuk melakukan investigasi tersebut. Orang itu adalah
Madeleine Rees yang merupakan kepala dari komisi hak-hak asasi manusia dan
seorang spesialis bernama Peter Ward.
Kathryn juga pernah mengirim sebuah
surat untuk memberi tahu seniornya tentang skandal perdagangan wanita itu. Akan
tetapi hal itu malah membawanya kepada pemecatan dirinya dari kepegawaian PBB.
Kathryn terus berjuang melawan
perdagangan perempuan tersebut dengan cara membeberkan berkas-brkas rahasia PBB
terkait perdagangan perempuan itu ke Media masa, akan tetapi hal tersebut
justru malah membuat namanya tercoreng di organisasi-organisasi internasional.
Dari sipnosis diatas saya
menyimpulkan bahwa film ini sangatlah kental dengan unsur-unsur maskulinitas,
yang mana maskulinitas itu ialah sebuah kata sifat, adjektif yang berarti
"kepriaan" atau menunjukkan sifat laki-laki. Lawan katanya adalah feminin. Maskulin juga sering
diartikan dengan sosok laki-laki yang gagah, kekar, lebih berpikir secara
logika daripada perasaan. Maskulin juga kerap dihubungkan dengan gambaran pria berotot besar dan macho.
Namun maskulin juga dapat diidentifikasikan dengan pria yang menggunakan jas elegan agar terlihat lebih gagah.
Akan tetapi maksud dari maskulin
ialah sosok yang memegang tanggung jawab keamanan, bersifat melindungi kaum
yang lemah dan memiliki kekuatan, dalam sekala bernegara sososk maskulian bisa
diartikan sebagai pemerintahan, yang mana ia bertugas melindungi, menjamin
kemakmuran dan keamanan pada rakyatnya, dan timbal baliknya ialah rakyatnya
harus mematuhi kebijakan-kebijakannya.
Dalam sekala internasional kita juga
bisa melihat sosok maskulin pada PBB, yang mana PBB bertugas menjaga keamanan
internasional demi tercapainya perdamaian dunia. Dengan timbal balik kepatuhan
pada kebijakan-kebijakannya.
Dalam film ini kita melihat sekandal
penjualan perempuan yang dilakukan oleh aktor-aktor PBB dan departemen
internasional. Peran PBB yang seharusnya melindungi kaum-kaum tertindas malah
justru tidak mengindahkan hal itu, PBB malah berperan melindungi oknum-oknum
penjual perempuan dibanding melindungi mereka.
Disini kita melihat unsur maskulin
PBB yang memiliki power yang besar malah justru menindas kaum feminis. Kemaskulinan
PBB sangat nampak dengan kekuasaan dan otoritasnya ia mampu melindungi
oknum-oknum penjual wanita, dan sebaliknya sosok perempuan yaitu Kathryn yang
berupaya mati-matian untuk membela korban penjualan perempuan justru tak dapat
berkutik dibawah kemaskulinan PBB. Dan hal itu justru membawanya kepada
pemecatan dirinya dari kepegawaian PBB dan pencorengan namanya di
organisasi-organisasi internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar