Jumat, 28 Oktober 2016

Review Film The Wishtleblower dengan Konsep Maskulin



Ketika kita mempelajari studi Gender, maka kita akan disuguhkan dengan istilah Maskulin dan Feminim. Pada kali ini penulis akan menguraikan unsur-unsur Maskulin yang terdapat pada film The Wishtelblower yang dirilis pada tahun 2011.

Film The Wishtleblower sangatlah kental dengan nuansa maskulinitas, yang mana film ini bercerita tentang perdagangan wanita sebagai budak sex dibawah kekuasaan kaum laki-laki yang kali ini diperankan oleh tokoh-tokoh departemen internasional dan PBB, sebelum saya mereview film ini saya akan menjelaskan secara singkat sipnosis dari film ini. 

Film ini menceritakan seorang perempuan berama Kathryn Bolkovac yang merupakan seeorang opsir polisi yang berasal dari Linclon, ia baru saja menerima sebuah tawaran untuk berkerja di polisi internasional milik PBB. Kathryn di tempatkan di sebuah pos di daerah perang bernama Bosnia-Herzegivina. Disana ia berkerja untuk sebuah perusahaan UK bernama Democra Security. Lalu setelah  ia sukses mendampingi seorang perempuan muslim yang mengalami kekerasan, ia kemudian ditunjuk menjadi kepala departemen yang menangani hak-hak kaum perempuan.


Ketika Kathryn sedang menjalankan tugasnya, ia menemukan sebuah skandal perbudakan sex dalam skala besar yang dilakukan oleh para personel departemen internasional. Dan ketika Kathryn membawa skandal itu ke pihak PBB, Kathryn menemukan bahwa rupanya hal itu telah dilindungi oleh beberapa pejabat PBB. 

Meskipun begitu, ia kemudian menemukan sekutu untuk melakukan investigasi tersebut. Orang itu adalah Madeleine Rees yang merupakan kepala dari komisi hak-hak asasi manusia dan seorang spesialis bernama Peter Ward. 
Kathryn juga pernah mengirim sebuah surat untuk memberi tahu seniornya tentang skandal perdagangan wanita itu. Akan tetapi hal itu malah membawanya kepada pemecatan dirinya dari kepegawaian PBB. 

Kathryn terus berjuang melawan perdagangan perempuan tersebut dengan cara membeberkan berkas-brkas rahasia PBB terkait perdagangan perempuan itu ke Media masa, akan tetapi hal tersebut justru malah membuat namanya tercoreng di organisasi-organisasi internasional.


Dari sipnosis diatas saya menyimpulkan bahwa film ini sangatlah kental dengan unsur-unsur maskulinitas, yang mana maskulinitas itu ialah sebuah kata sifat, adjektif yang berarti "kepriaan" atau menunjukkan sifat laki-laki. Lawan katanya adalah feminin. Maskulin juga sering diartikan dengan sosok laki-laki yang gagah, kekar, lebih berpikir secara logika daripada perasaan. Maskulin juga kerap dihubungkan dengan gambaran pria berotot besar dan macho. Namun maskulin juga dapat diidentifikasikan dengan pria yang menggunakan jas elegan agar terlihat lebih gagah.



Akan tetapi maksud dari maskulin ialah sosok yang memegang tanggung jawab keamanan, bersifat melindungi kaum yang lemah dan memiliki kekuatan, dalam sekala bernegara sososk maskulian bisa diartikan sebagai pemerintahan, yang mana ia bertugas melindungi, menjamin kemakmuran dan keamanan pada rakyatnya, dan timbal baliknya ialah rakyatnya harus mematuhi kebijakan-kebijakannya. 

Dalam sekala internasional kita juga bisa melihat sosok maskulin pada PBB, yang mana PBB bertugas menjaga keamanan internasional demi tercapainya perdamaian dunia. Dengan timbal balik kepatuhan pada kebijakan-kebijakannya.

Dalam film ini kita melihat sekandal penjualan perempuan yang dilakukan oleh aktor-aktor PBB dan departemen internasional. Peran PBB yang seharusnya melindungi kaum-kaum tertindas malah justru tidak mengindahkan hal itu, PBB malah berperan melindungi oknum-oknum penjual perempuan dibanding melindungi mereka. 

Disini kita melihat unsur maskulin PBB yang memiliki power yang besar malah justru menindas kaum feminis. Kemaskulinan PBB sangat nampak dengan kekuasaan dan otoritasnya ia mampu melindungi oknum-oknum penjual wanita, dan sebaliknya sosok perempuan yaitu Kathryn yang berupaya mati-matian untuk membela korban penjualan perempuan justru tak dapat berkutik dibawah kemaskulinan PBB. Dan hal itu justru membawanya kepada pemecatan dirinya dari kepegawaian PBB dan pencorengan namanya di organisasi-organisasi internasional. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar